—Pekan lalu, asisten pelatih ganda putri nasional Chafidz Yusuf, masih begitu bersemangat berbicara soal masa depan ganda putri Indonesia.
Bagaimana proyeksi ganda putri nasional ketika Greysia Polii pensiun? Siapa calon partner baru Apriyani Rahayu? Bagaimana target-target yang dibebankan kepada ganda muda berpotensi besar Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ribka Sugiarto?
Tetapi alangkah terkejutnya Chafidz hari ini (24/1). Pengurus PP PBSI memanggilnya ke Pelatnas Cipayung. Lalu memberitahukan kepadanya bahwa kontrak kerjanya tidak diperpanjang.
Chafidz yang sudah menjadi pelatih di pelatnas PP PBSI sejak 2012, harus mengakhiri kiprahnya di Cipayung pada 24 Januari 2022.
“Sebetulnya kaget juga. Saya sudah merasa bantu Coach Eng Hian membawa emas (Olimpiade Tokyo) untuk Indonesia. Bagi saya itu sudah luar biasa,” ucap Chafidz kepada -.
“Dari sudut pandang saya itu sudah bagus. Tetapi mungkin dari sudut pandang pengurus berbeda. Jujur, saya masih pengen banget berproses bersama pemain-pemain muda. Tetapi semuanya harus stop sampai di sini,” tambah Chafidz.
“Menurut pengurus, saya dinilai kurang bisa memberikan kontribusi. Kalau menurut kita baik, tetapi belum tentu menurut orang lain baik. Kalau alasan utama mengapa kontrak saya tidak diperpanjang, saya tidak akan buka kepada siapapun, Mas. Sekarang, saya tidak bisa menjelaskannya di sini,” kata Chafidz lagi.
Chafidz sendiri memiliki karier yang mengkilat selama menjadi pelatih di Pelatnas PP PBSI. Walaupun bukan pelatih kepala, Chafidz adalah sosok pertama yang memasangkan ganda putra nomor satu dunia saat ini, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Chafidz pula yang awalnya mengorbitkan pasangan nomor sembilan dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Saat pindah ke ganda putri, Chafidz punya peran kepelatihan besar dan memberikan masukan penting kepada pelatih kepala Eng Hian. Terutama untuk memoles pasangan peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan rising star Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
“Kalau bilang momen paling berkesan selama di pelatnas, saya justru tidak ingat. Karena memang saking banyaknya para pemain itu memberikan gelar juara untuk Indonesia,” ucap Chafidz.
“Saya senang dengan proses yang saya lakukan selama di Pelatnas. Alhamdulillah, bagi saya sudah ada hasilnya. Saya bisa membantu pelatih kepala dalam waktu yang tidak sebentar. Saya senang dengan tugas saya,” imbuh Chafidz.
Pasca penghentian kontrak dari PP PBSI, Chafidz masih belum tahu ke klub atau negara mana yang menjadi pelabuhan barunya. Saat ini, Chafidz akan beristirahat setidaknya dalam satu bulan ke depan.
Namun yang jelas, Chafidz masih sangat ingin berkarier di dunia kepelatihan. “Siapa tahu ada yang menawarkan pekerjaan melatih kepada saya, Mas. Tawaran dari luar negeri juga akan saya pertimbangkan,” kata Chafidz.
“Apa yang saya miliki, termasuk pengalaman, akan saya manfaatkan. Secara pribadi, saya pengen buktikan bahwa prasangka-prasangka kepada saya selama ini, adalah hal yang salah,” ucapnya.
Sementara itu, sampai berita ini ditulis, PP PBSI masih belum mengumumkan secara resmi susunan kepelatihan di Pelatnas Cipayung untuk tahun 2022. Padahal berdasarkan info yang didapatkan -, para pelatih sudah mulai “masuk” ke pelatnas pada hari ini.